Sempoa pertama kali berasal dari China. Maniknya terdiri dari 2
diatas 5 dibawah & berbentuk bulat (sempoa klasik). Biasanya
dipakai oleh kalangan pedagang. Zaman dahulu cara menghitungnya memakai
alat bantu yaitu batu & bambu yang sangat tidak efisien. Pada masa
pra sejarah, zaman Dinasti Ming terkenal sangat kaya raya. Mempunyai
seorang raja yang ingin tetap awet muda hingga sang raja mengadakan
sayembara untuk mencari “obat awet muda”. Barang siapa yang bisa akan
diberi hadiah yang sangat banyak. Kemudian ada seorang prajurit kerajaan
yang mengatakan bahwa ia akan menemukan obat awet muda, tetapi dengan
syarat raja harus memberikan bekal yang sangat banyak untuk pergi ke
sebuah pulau dimana obat awet muda itu berada. Rajapun menyanggupi semua
permintaan sang prajurit. Tunggu punya tunggu, ternyata si prajurit
tidak pernah kembali lagi. Pulau tersebut kemudian dikenal sebagai
negara Jepang. Dimana bahasa yang digunakan adalah Hiragana &
Katanaga ditambah huruf kanji yang merupakan karakter dari tulisan China
yang dimodifikasi. Disinilah dikembangkan sempoa yang tadinya bermanik 2
diatas 5 dibawah menjadi sempoa yang bermanik 1 diatas & 4 dibawah
seperti manik kita sekarang (seperti tangan kita). Sesuai dengan
perkembangan Zaman, ilmu sempoa dikembangkan lagi di Taiwan dan
terciptalah Sempoa Bayangan (Mental Aritmatika).
- Perbedaan antara sempoa klasik dengan sempoa modern
Sempoa Klasik ( 2 : 5 )
|
Sempoa Modern ( 1 : 4 )
|
► Sempoanya besar & berat ► Manik berbentuk bulat ► Warna hitam & kurang menarik ► Memakai 3 jari ► Mengais / dengan mamakai kuku ► Seperti halnya kalkulator ► Hanya sebagai alat Bantu hitung |
► Sempoanya kecil & ringan ► Manik berbentuk diamond ► Bisa warna-warni ► Memakai 2 jari ► Menyentuh dengan ujung-ujung jari ► Nantinya tanpa alat ini ► Untuk mengoptimalkan potensi otak anak |
Sumber:
https://aglimgroup.wordpress.com/cerita-sejarah-sempoa/