Aku tinggal bersama ayahku. Ibuku pergi meninggalkan kami, sejak aku
berumur 5 tahun , ia pergi karena ayah ku hidup miskin. Setelah 9 tahun
kemudian, aku mungkin sudah lupa raut wajah ibuku. Hidupku hari-hari
penuh penderitaan.
Aku mungkin anak yang paling menderita mengapa aku benci kamu. Kau
lah penyebab aku dimarahi ayah ku. mengapa aku ditakdirkan bodoh dalam
hal ini atau karena aku yang malas untuk mempelajarinya, yang pasti
matematika adalah musuh terberatku di sekolah yang sulit di musnahkan.
Sering aku berfikir mengapa ada pelajaran ini. Setiap aku pulang
sekolah otak ku slalu di penuhi dengan angka-angka. Arggg…. Sangat
membosankan. Kau lah matematika yang sangat ku benci. . . setiap hari
kerjaan ku hanya main dan bermain, Siang, malam maupun pagi. Aduh besok
ulangan matika dah jam berapa ini? HAahh dah jam 10 aku gak sempat
belajar… aku terkejut dan tak lama kemudian aku memejamkan mataku.
aku bangun jam 06.30 dan bergegas pergi sekolah
“Krek….krek….”Tiba-tiba terdengar suara pintu gerbang sekolah yang mau
di tutup… Tunggu…(aku berteriak kencang). Habib mengapa kamu selalu
telat??? Kamu gak tau masuk sekolah jam berapa???(pak sapam marah2) Ia
maaf pak tadi kesiangan. Dah buruan masuk… aku berlari masuk kelasku
ternyata aku belum terlambat ulangan…. Alhamdulillah…. Setelah pakkoko
membagikan soal ulangan aku terkejut aku belajar ini semua. Aduh gimana
ni.. tidak ada soal yang bisa ku jawab … akhirnya aku nyontek dengan
teman sebangku ku ia pintar dan bisanya pelit tapi ini baek ntah knapa…
Sampai dirumah aku masuk kamar dan segara tidur. Tiba-tiba ayah ku
masuk.. “habib ! Ayah dengar dari Pak koko nilai matematikamu turun
drastis, benar begitu habib?" ia yah ! “Aku menjawab dengan sedikit
rasa takut. Kenapa gitu habib??? terus terang ayah malu pada Pak koko
dengan nilai-nilai matematikamu yang tidak pernah membuahkan hasil yang
baik, padahal nilai-nilai pelajaran lainnya ayah rasa sudah cukup baik,
bahkan cenderung memuaskan. “Maafin habib Ayah, habib janji mau belajar
lebih giat lagi, dan habib pasti bisa menaklukkan matematika, “ok … lah
hari minggu nanti kamu ikut berdagang dengan ayah…
Aku tidur pulas melepaskan semua pikiranku. Hari minggu ayah janji
mengajakku berdagang di pasar. Dan hari itu sudah menyiapkan semuanya
dan segera pergi. Sampai disana banyak sekali orangnya. Diasana ayah ku
mengajariku untuk membayar dan mengembalikan uang kembalian, bahkan
kuntungan dan kerugian yang di dapatkan. Ayah ku mengajarinya Dengan
penuh semangat dan cucuran keringat yang melimpah… aku salut dengan
ayahku… Setiap minggu aku slalu diajarinya matematika. Dari situlah aku
mulai mencintai MATEMATIKA…
Beberapa bulan telah berlalu ketika aku pulang berdagang kami
menyebrangi pasar besar. Tiba-tiba ada sebuah truk yang melaju kencang
dan menabrak ayah ku yang berada di depan gerobak… aku gak bisa berbuat
apa-apa aku yang berada di belakang gerobak jualan nyawaku masih di
selamatkan. Darah ayah ku bercucuran kencang jalannan penuh darah.
Disana aku mulai panik dan berteriak TAOLONGG-TOLOONG air mataku selalu
menetes… Puluhan orang datang menolong ayahku sebelum ia menghembuskan
nafas terakhir ia berpesan kepadaku “rajin-rajin lah belajar matematika
walaupun tanpa ayah, ayah yakin kamu pasti bisa dan dapat membanggakan
ayah :’) “ dan ayah ku memejamkan matanya perlaha-lahan. Aku gak bisa
buat apa-apa. Setelah ayah ku tiada aku tinggal bersama saudara ku. Adik
dari ayahku. Aku bangun pagi-pagi sebelum aku berangkat sekolah aku
biasanya membantu ibu ani. Di sekolah aku melihat pengumuman tentang
lomba cepat-tepat matematika. Awalnya aku bimbang bingung kalaw ikut
takut ditertawakan karna kebodohanku. Namun aku percaya diri dan segera
mingikutinya karna ingat pesan terakhir ayah. Saat mendaftar teman seisi
kelas menertawakanku namun aku tidak peduli. Saat pulang sekolah aku
selalu belajar matematika sendirian untuk persiapan lomba. Sejak itu aku
mulai mengerti deretan rumus yang tertulis rapi dibuku. Hari-hari
kulalui dengan penuh perjuangan, Sejak saat itu aku harus berjuang
sendirian. Tak terasa kalau besok lombanya aka di mulai. 05.30 kulihat
jam bekerku. Mataku masih terasa sangat berat untuk kubuka, semalam aku
baru tidur jam setengah 12. Untuk belajar matematika. Sambil menyiapkan
serapa otakku selalu belumuri matematika… “Ibu ani aku berangkat dulu ya
!” Aku berlari menuju garasi. Sampai disekolah semangatku hilang
melihat teman teman ku latihan soal yang jago dan cepat menjawabnya…
Namun terlintas sejenak pesan ayahku untuk membuat bangga orang tuaku
dan untuk masa depanku nanti. Semangatku semakin bertambah. Aku yakin
aku bisa. Saat lomba di mulai perasaanku tak karuan, jantungku berdetak
sangat kencang. Ada sebuah ketakutan dalam diriku. Beribu tanya memenuhi
pikiranku. Apakah aku bisa? satu-persatu soal diluncurkan dengan
mudahnya aku menjawab rumus-rumus cepat matematika yang diberikan ayahku
ternyata sangat membantu… hatiku sangat senang tak terasa soal terakhir
telah dilucurkan namun devi yang menjawab soal terakhir… tapi tak apa
poinku masih lebih tinggi dari dia… saat juri megatakan “soal habiss”
aku sangat senang. Aku berharap ini bukan mimpi dan memang bukan mimpi.
Aku merasa seneng banget karena aku bisa membangkan orag tua walau kini
mereka telah tiada… aku mataku berlinang kesenangan sambil memeluk
temanku… semua guru memberikan selamat pada diriku. Pak koko pun bangga
melihat perubahanku pada bidang matematika ini . . .
Oh tuhan… terimakasih karna kau sudah mengabulkan doa dan impianku…
Dari sinilah aku menyadari bahwa matematika tak sesulit yang ku bayangkan.
I LOVE MATH
Sumber:
https://www.facebook.com/notes/indonesia-mathematic-clubimc/cerpen-16-kenangan-bersama-matematika/573247189356727/
Translate
Popular Posts
-
1. 215 – 200 : 5 + 50 = .... Pembahasan : 215 – (200 : 5) + 50 215 - 40 + 50 = 185 2. Angka...
-
Pernahkan anda sebagai orang tua merasa heran kenapa anak anda susah sekali mengus...
-
Sebagian besar dari kita ingin menikah lalu memiliki anak. Di lain sisi, menjadi ibu bukanlah pekerjaan gampang. Maka dari itu, al...
-
MATEMATIKA SD KELAS III UANG Materi A. Mengenal Nilai Uang Nilai mata uang itu ada yang kecil dan ada yang besar. Kita ...
-
Sebenarnya saya merasa belum pantas menulis pengalaman mengajar secara utuh. Terkesan sudah banyak makan asam garam menjadi pen...
-
Belah ketupat merupakan salah satu bangun datar dua dimensi yang memiliki empat buah rusuk yang sama panjang, dan memiliki dua pa...
-
Cara Belajar yang Efektif dan Menyenangkan Belajar merupakan sesuatu yang tidak bisa kita hindari karena bagaimanapun juga kita adalah...
-
Keningku berkerut menatap rumus-rumus matematika yang berbaris indah dicatatan, otakku berputar-putar memikirkan seabreg angka-angka y...
-
Blaise Pascal terlahir di Clermont Ferrand pada 19 June 1623. Ayahnya Etienne Pascal, penasehat kerajaan yang kemudian diangkat sebagai...